Promiskuitas (Promiscuity)

             

            Suatu pola hubungan seks yang ektrem dengan banyak pasangan dan siapa saja. Wanita yang melakukan promiskuitas disebut amatice, sedangkan untuk pria disebut amateur atau Don Juan.

            Ada perbedaan pandangan mengenai seksualitas mereka. Apakah mereka memiliki libido yang sangat kuat atau tidak jauh berbeda dengan seorang normal? Yang jelas, mereka memiliki fisik, emosional, intelektual, dan sosial kurang dewasa. Para pelaku ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman seksual yang intensif dan ekstensif (terus menerus) tanpa pembatasan norma sosial dan agama.

            Mengenai kepuasan seks, Kartini Kartono memandang, karena eksesivitas (sangat banyaknya) relasi seks, mereka justru tidak mampu menghayati kepuasan seks yang sebenarnya sebab mereka akan menjadi budak dari dorongan-dorongan seksual yang tidak terkendali. Mereka akan menjadi pecandu seks yang tidak pernah puas dan tidak pernah dapat menghayati kebahagian dalam relasi seksual. Selanjutnya, mereka tidak bisa menikmati keindahan koitus dan kehidupan erotik sejati. Mengakibatkan kelabilan mental, sikap tidak bertanggung jawab, dan berpola hidup semau gua yang bertentangan dengan kedewasaan.

            Sebutan lain untuk kasus ini adalah kecanduan seks. Diakui khusus untuk kaum pria, batasan mengenai kecanduan seks sangat tipis. Hal ini terjadi karena segala sesuatu pada masa sekarang telah diseksualisasikan. Akan tetapi, orang yang kencanduan sekas atau tidak, masih dapat dibedakan. Biasanya, kehidupan mereka yang kecanduan seks menjadi tidak lagi terkontrol oleh karena obsesi-obsesi seksual yang lepas kendali. Kecanduan seks hanyalah salah satu dari “tiga kecanduan cinta” yaitu seks, cumbu rayu, dan saling ber-hubungan. Kecanduan seks bagi pria menjadi lebih terlihat dibanding wanita. Mereka menjadi perayu wanita yang agresif, penggemar pornografi tamu yang cabul, Exhibitionnist, dan penganiaya anak-anak. Dalam beberapa kasus pemerkosaan terbukti bahwa pelaku adalah seorang pecandu seks.

            Ketika mereka berhubungan, hadir suatu perasaan terlindungi dan rasa aman. Banyak wanita penjaja seks adalah pecandu saling hubungan ini. Biasanya mereka berhubungan dengan para germo karena dijajikan akan dicintai dan dilindungi. Padahal kenyataan berbicara sebaliknya.

            Wanita nimfomania dan pria satyriasis adalah jenis yang tergolong kecanduan seks ini.

            Seperti orang yang kecanduan obat bius, para pecandu seks dari waktu kewaktu perlu peningkatan dosis dan frekuensi seks.

            Seberapa besar anggota masyarakat yang mengalami kecanduan seks? Menurut survey yang dilakukan Patrick Carnes, diperkirakan 3-6 persen dari penduduk. Di Amerika sekitar 7,5 sampai 15 juta orang.

            Dari data para pencandu yang dirawat di Pusat Kesehatan Golden Vally, terlihat para pecandu kebanyakan berasal dari lapisan menengah ke atas. Usia mereka sekitar 42 tahun dan setengahnya telah beristri atau bergundik. Hampir 60 persen lulusan akademi.

            Hugh Hefner, pendiri majalah Playboy, Elvis Presley, Jimmy Swaggart, seorang pengkhotbah di tv dan dikagumi ribuan orang, hingga presiden John F. Kennedy, dikatakan sebagai orang-orang yang mengalami kecanduan seks. Bagaimana dengan tokoh di Indonesia?

            Apa yang menajdi penyebab kemunculan kasus ini? Kenyataanya, revolusi seksual menjajikan abad keemasan bagi kebebasan dan pelesiran abadi. Akan tetapi, Jed Diamond mengatakan, ibatrat anak kecil yang keranjingan permen dan akhirnya kekenyangan lalu jatuh sakit, demikianlah sisi kelam dari pelesiran tersebut. 

            Penybab lain adalah disebabkan oleh tekanan emosional karena celaan, dihukum secara tidak wajar, dan dipaksakan menyaksikan orang lain dihukum, merupakan 97% dari latar dari latar belakang mereka. Yang lainya disebabkan oleh siksaan fisik, sering dipukul, dan ditampar atau dicambuk merupakan 73% pengalaman pecandu seks.

            Pada akhirnya, tetapi untuk menyadarkan akan percaya diri serta proses mengisi kekosongan jiwanya dari kasih sayang dan kedamaian adalah kunci kesembuhan mereka.

Sumber : Marzuki Umar Sa`abah. Seks dan Kita. Jakarta : Gema Insan Press, 1997. Hlm. 127-129